Menerapkan sekolah Adiwiyata secara optimal dan efisien memang membutuhkan proses yang tidak mudah. Sekolah harus bisa membenahi fisik dan mental warganya agar dapat peduli pada lingkungan. Tidak akan ada program yang langgeng apabila tidak ada kemauan dan kemampuan untuk memegang teguh komitmen yang tersepakati. Oleh karena, perlu cara-cara yang menarik agar program ini mendapat tempat di hati seluruh warga sekolah.
Sebagai contoh, program penghijauan dibuat bukan hanya sekadar penghijauan. Siswa dan guru kelas diajak untuk menanam dalam media apapun untuk diletakkan di sekolah. Tanaman bisa dalam bentuk pot, hidroponik, atau semacamnya. Apabila tidak ada ruang kosong, bisa memanfaatkan metode taman vertikal di dinding. Namai tanaman sesuai dengan nama siswa sebagai bentuk tanggungjawab sampai tanaman tersebut tumbuh subur. Sediakan waktu di setiap pagi untuk melakukan kegiatan menyiram.
Budayakan aktivitas tersebut dan sekolah juga dapat menambah informasi tentang lingkungan melalui seminar atau pelatihan lingkungan hijau.
Untuk menambah bentuk taman agar lebih indah, sekolah dapat menyediakan tempat sampah aneka bentuk dari kreasi siswa. Libatkan guru kesenian untuk membimbing siswa mengkreasikan tempat sampah mereka sendiri, misalnya tempat sampah berbentuk melon atau semangka. Dengan melibatkan siswa, tentunya secara tidak langsung memberikan motivasi bagi mereka untuk membuang sampah pada tempatnya demi terciptanya taman yang indah.
Program Adiwiyata adalah program yang sangat peduli pada pelestarian lingkungan, namun untuk mencapai hasil yang optimal, sekolah dapat berproses dari hal sederhana yang bisa menjadi budaya, budaya peduli lingkungan. Terbentuknya budaya tersebut adalah awal yang baik untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan seluruh warga sekolah dalam pelestarian lingkungan.
Salam Adiwiyata
Komentar
Posting Komentar