Cinta itu bukanlah tentang bagaimana menafsirkan sebuah rasa. Melainkan cinta juga tentang kerelaan untuk menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan diri kita untuk kepentingan yang jauh lebih besar nantinya.
“Entah kenapa perasaanku ini sudah pas banget sama dirinya.”
“Aku nggak mau kalo nggak sama kamu pokoknya.”
“Aku tidak bisa hidup tanpamu.”
Pernahkah kita mendengarkan beberapa kalimat diatas dalam aktifitas sehari-hari kita? Walau terdengar berlebihan, namun beberapa kalimat diatas sering kita dengar di beberapa sinetron televisi yang membahas tentang percintaan remaja. Topik tentang percintaan memang menjadi salah satu topik yang menarik untuk ditayangkan melalui televisi karena cukup banyak peminatnya, terutama dari generasi muda kita.
Sayangnya minat yang besar dari masyarakat tentang topik percintaan ini tidak disertai dengan tanggung jawab dalam hal penyediaan konten. Minat besar yang harusnya digunakan untuk konten-konten yang positif dan mendidik, justru akhirnya dimanfaatkan untuk dieksplor lebih dalam.
Akhirnya banyak remaja yang salah dalam menafsirkan sebuah rasa. Dampaknya, membuat para remaja ini terlalu fokus pada perasaan mereka masing-masing seperti yang digambarkan dalam kalimat-kalimat di awal tadi. Hal ini akhirnya menghilangkan kepekaaan mereka untuk memahami rasa cinta dalam kaitannya dengan kepentingan lain yang jauh lebih besar. Te
taplah harus dibangun diatas kesadaran tentang kepentingan yang jauh lebih besar, yaitu perjuangan melawan kesulitan & ketakutan yang masih harus mereka tuntaskan.
Maka, kita boleh saja mencintai dan meluapkan rasa yang kita punya, namun jangan sampai hal tersebut dilakukan berlebihan yang akhirnya membuat kita melupakan hal-hal yang lebih besar disekitar kita.
Salam progressif
“Entah kenapa perasaanku ini sudah pas banget sama dirinya.”
“Aku nggak mau kalo nggak sama kamu pokoknya.”
“Aku tidak bisa hidup tanpamu.”
Pernahkah kita mendengarkan beberapa kalimat diatas dalam aktifitas sehari-hari kita? Walau terdengar berlebihan, namun beberapa kalimat diatas sering kita dengar di beberapa sinetron televisi yang membahas tentang percintaan remaja. Topik tentang percintaan memang menjadi salah satu topik yang menarik untuk ditayangkan melalui televisi karena cukup banyak peminatnya, terutama dari generasi muda kita.
Sayangnya minat yang besar dari masyarakat tentang topik percintaan ini tidak disertai dengan tanggung jawab dalam hal penyediaan konten. Minat besar yang harusnya digunakan untuk konten-konten yang positif dan mendidik, justru akhirnya dimanfaatkan untuk dieksplor lebih dalam.
Akhirnya banyak remaja yang salah dalam menafsirkan sebuah rasa. Dampaknya, membuat para remaja ini terlalu fokus pada perasaan mereka masing-masing seperti yang digambarkan dalam kalimat-kalimat di awal tadi. Hal ini akhirnya menghilangkan kepekaaan mereka untuk memahami rasa cinta dalam kaitannya dengan kepentingan lain yang jauh lebih besar. Te
taplah harus dibangun diatas kesadaran tentang kepentingan yang jauh lebih besar, yaitu perjuangan melawan kesulitan & ketakutan yang masih harus mereka tuntaskan.
Maka, kita boleh saja mencintai dan meluapkan rasa yang kita punya, namun jangan sampai hal tersebut dilakukan berlebihan yang akhirnya membuat kita melupakan hal-hal yang lebih besar disekitar kita.
Salam progressif
Komentar
Posting Komentar