Karakteristik
lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, dijelaskan Beyer (Arief Ahmad,
2007) secara lengkap dalam buku Critical
Thinking, yaitu: .
a. Watak (dispositions)
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis
mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah kejujuran, respek
terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian,
mencari pandangan-pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika
terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
b. Kriteria (criteria) Dalam
berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke
arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai.
Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun
akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi
maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta-fakta,
berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang
keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
c. Argumen (argument) Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi
oleh data-data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan,
penilaian, dan menyusun argumen.
d. Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau
beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji hubungan antara
beberapa pernyataan atau data.
e. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau menafsirkan dunia
ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan
kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
f. Prosedur penerapan kriteria (procedures
for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan
prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan
keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan-perkiraan.
Selanjutnya, Ennis (dalam Arief Ahmad,
2007), mengidentifikasi 12 indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya
dalam lima besar aktivitas sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan,
menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang suatu
penjelasan atau pernyataan.
b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah
sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu
laporan hasil observasi.
c. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi,
dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.
d. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi
istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta
mengidentifikasi asumsi.
e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan
berinteraksi dengan orang lain.
Indikator-indikator
tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau
terpisah-pisah hanya beberapa indikator saja.
Penemuan
indikator keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek-aspek
perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis. Menurut beberapa
definisi yang diungkapkan terdahulu, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku
yang mengindikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan-kegiatan dalam
berpikir kritis
Komentar
Posting Komentar