Sebelum melihat sejauh mana partisipasi anak dibutuhkan dalam
pendidikan, kita terlebih dahulu melihat dua pengertian kata yang
sama-sama memiliki makna penting.
Pertama definisi tentang anak, dalam Undang Undang Perlindungan Anak No 35 tahun 2014 perubahan Undang Undang No 23 tahun 2002 bahwa anak adalah seseorang yang berusia dari o – 18 kurang. Sementara menurut Konvensi PBB tentang Hak Anak berarti setiap manusia yang berumur dibawah 18 tahun.
Kedua, pengertian Partisipasi . Partisipasi adalah kesempatan untuk berbagi lewat mengungkapkan pandangan, mempengaruhi pengambilan keputusan dan menghasilkan perubahan. Jika digabungkan istilah Partisipasi anak berarti keterlibatan berdasarkan kehendak dan sepengetahuan seluruh anak dalam semua hal yang terkait dengan mereka secara langsung atau tidak langsung, termasuk anak yang paling terpinggirkan dan anak yang berbeda usia dan kemampuan.
Partisipasi anak merupakan suatu cara kerja dan prinsip yang penting yang terkait semua program dan berlaku di semua arena – dari rumah ke pemerintah, dari tingkat lokal ke internasional.
Kita tahu bahwa negara harus menjamin bagi anak yang mampu membentuk pendapatnya sendiri, hak untuk mengutarakan pendapat-pendapat tersebut dengan bebas dalam semua masalah yang mempengaruhi anak itu, sehingga jika orang dewasa sadar terhadap posisinya, maka keberlangsungan untuk saling menghormati, menghargai pendapat anak semestinya dipertimbangkan.
Jangan salahkan anak jika didalam lingkungan pendidikan anak memiliki peran lebih. Seperti didalam kelompok-kelompok anak, yang sudah mengembangkan pendidikan sebagai sarana berbagi bahwa semua orang itu guru, alam raya itu sekolahku.
Mendidik anak-anak menjadi cerdas kreatif dan tanpa meningalkan kultur lokal bahwa, Guru ada disekolah dan bertemu murid, didalam sekolah guru berbagi pengalaman-pengalamanya, sehingga murid dapat mudah memahami pengalaman guru.
Pentingnya ruang berbagi dalam hal ini adalah. Siapapun yang berperan baik didalam ruang maupun luar ruang adalah guru.
Jadi, guru bukan saja didalam kelas, namun dimanapun juga kita dapat menemukan guru, entah dari seorang profesor, seorang doktor, seorang ahli, maupun dari seorang anak yang memiliki pengalaman lebih dari seorang guru, atau dari seorang anak jalanan yang mereka bisa hidup dengan keras mengidupi dirinya maupun keluarganya, ataupun dari seorang penyandang disabilitas yang diluar kesadaran orang biasa ternyata memiliki pengalaman dan pengetahuan dari orang yang biasa-biasa saja.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan, dalam hal ini bahwa anak harus diberi kesempatan untuk didengar pendapatnya dalam hal apapun. Sehingga anak bukan saja sebagai murid namun teman berbagi dalam hal pengetahuan
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Anak berpartisipasi dalam proses dan menanggapi permasalahan yang mempunyai dampak terhadap mereka – baik secara langsung atau tidak langsung – dan memiliki pilihan apakah mereka ingin ikut berpartisipasi atau tidak.
"Partisipasi anak harus dibangun berdasarkan pengetahuan individu anak – informasi dan pengertian yang mereka miliki tentang pengetahuan kehidupan dan komunitas mereka sendiri serta permasalahan yang berdampak pada mereka. Dengan menghargai komitmen mereka yang lain, anak-anak ikut berpartisipasi dengan persyaratan mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang mereka tentukan.
Dalam hal membangun kepercayaan, biasanya anak bersifat sukarela Anak terlibat dengan cara, tingkat dan batas kemampuan yang sesuai dengan kecakapan dan minat mereka.
Dukungan dari orang dewasa yang penting dalam kehidupan anak (orang tua/wali, guru dll) diperoleh untuk memastikan dorongan yang lebih luas dan bantuan untuk partisipasi anak perempuan dan laki-laki.
MENCIPTAKAN PARTISIPASI YANG RAMAH ANAK
Anak dibesarkan dari lingkungan dimana dia tinggal, baik ataupun buruk tergantung orang dewasa memberikan perhatian. Ketika berada disekolah anak menjadi tanggung jawab orang dewasa yang ada disekolah.
Menciptakan partisipasi yang ramah anak berarti orang dewasa wajib menyediakan lingkungan yang aman bagi anak. Ketika sudah tersedia berarti orang dewasa memberikan hak anak dalam partisipasi seperti : belajar dengan nyaman tanpa tekanan, guru berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan bahasa yang dimengerti oleh anak, lingkungan pendidikan diciptakan dengan suasana ceria dan gembira, sehingga anak dapat merespon pengalaman-pengalaman yang ada disekolah.
Yang dibangun untuk memupuk kepercayaan diri dan keyakinan diri anak laki-laki dan perempuan dengan usia dan kemampuan berbeda sehingga mereka merasa mampu memberikan kontribusi dan mempunyai pengalaman dan pandangan yang kokoh untuk berkontribusi. Metode keterlibatan dikembangkan atas kerja sama dengan anak-anak sehingga metode ini mencerminkan cara pengungkapan yang lebih mereka sukai.
Orang dewasa (termasuk orang tua /wali anak) dibuat sadar untuk memahami nilai peran serta anak dan mereka (orang tua/wali) dimampukan agar dapat memainkan peran yang positif dalam mendukung partisipasi anak (misalnya melalui peningkatan kesadaran, refleksi dan pengembangan kapasitas).
Tempat-tempat yang digunakan untuk pertemuan merupakan tempat yang ramah anak di mana anak laki-laki maupun perempuan merasa santai, nyaman dan mempunyai akses terhadap fasilitas yang mereka butuhkan. Tempat-tempat pertemuan ini haruslah dapat diakses oleh anak yang berkebutuhan khusus.
Bahwa, dukungan diberikan jika dibutuhkan untuk berbagi informasi dan/untuk mengembangkan keterampilan dan kapasitas agar anak mampu berpartisipasi dengan efektif, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
Anak-anak ditanyai mengenai informasi apa yang mereka perlukan, kemudian informasi dapat diakses dibagi kepada anak-anak secara tepat waktu, dalam format yang ramah anak dan dalam bahasa-bahasa yang dipahami anak termasuk anak yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran.
Dalam situasi di mana anak-anak bertemu dengan anak lain yang berbahasa ibu yang berbeda, akses terhadap informasi tertulis dan penerjemahan professional disediakan sehingga anak dapat berpartisipasi penuh dalam diskusi.
Maka dari itu partisipasi anak dalam pendidikan sangatlah penting, bahwa berjalananya proses belajar mengajar dnegan kurikulum apapun, jika siswa atau murid tidak dapat menerima berarti tidak ada keberlangsungan dalam proses belajar mengajar.
Namun, jika murid dapat menerima dengan kesadaran, tanpa ada paksaan dari orang dewasa atau guru, berarti hak anak yang diberikan sudah dapat melekat pada diri anak tersebut.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan salah satunya berfungsi sebagai transformasi “dunia”, istilah lain bahwa guru atau orang dewasa memberikan hak kepada anak atau siswa dalam keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan sehingga muncul hubungan dekat anrata anak dengan orang dewasa.
Jadi, partisipasi anak mengandung tantangan tentang bagaimana melibatkan anak dalam formasi atau trans-formasi “dunia”. “dunia” berarti konteks dimana anak berada.
Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) sangatlah jelas, disebutkan dalam pasal 12 ayat 1-2, bahwa: Negara-negara pihak harus menjamin bagi anak yang mampu membentuk pendapatnya sendiri, hak untuk mengutarakan pendapat-pendapat tersebut dengan bebas dalam semua masalah yang mempengaruhi anak itu, pendapat-pendapat anak itu diberi bobot yang semestinya sesuai dengan umur dan kematangannya, Untuk tujuan ini, maka anak terutama harus diberi kesempata.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan tidak lain seperti dalam elemen partisipasi yang dijelaskan bahwa elemen partisipasi mencangkup: Anak yang telah mampu mempunyai pendapat sendiri, Berkaitan dgn “pendidikan”, untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas :Ini sendiri merupakan hak kebebasan sipil (ps 13), Memerlukan realisasi hak/kebebasan sipil lainnya: kebebasan berpikir & berkeyakinan (ps.14), kebebasan berserikat (ps.15), akses atas informasi (ps.17), dalam segala hal yang menyangkut dirinya : Memberi konteks partisipasi.
"Berkaitan dengan partisipasi anak dalam pendidikan, partisipasi sangatlah dibutuhkan.
Jika didalam kelas murid hanya menerima apa yang diungkapkan atau diberikan oleh guru saja maka pengalaman yang didapat pun akan sama, namun jika murid atau anak didalam kelas maupun diluar kelas mampu mengeluarkan pendapatnya, hasilnya anak mendapatkan pengalaman baru yang tidak didapat sebelumnya.
Karena pengalaman itu ada, namun banyak yang belum memulai karena ketakutan atau rasa ketidak percayaan. Sehingga dalam kesempatan ini peran orang dewasa atau guru sangatlah perperan untuk menguatkan anak-anaknya atau siswanya, sehingga anak mendapatkan pengalaman baru untuk berani berbicara, berani berpendapat, berani mengungkapkan hal baik, dan lain sebagainya.
"Model yang dapat dilakukan, bukan saja bertemu tatap muka, namun untuk merangsang anak berpartisipasi salah satu tema yang perlu dilakukan adalah mengajak anak mengungkapkan pengalaman pribadinya baik ketika berada di dalam sekolah, ketika bersama keluarga, atau ketika bersama teman sebayanya. Model partisipasinya bisa menggunakan model berbagi peran seperti dalam teater atau drama, menggambar, membuat komik curhat atau lainya.
Sehingga pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan tidak lain agar pendidikan bukan saja milik orang dewasa namun semua anak dapat menerima pendidikan dengan senang dan ceria.
Pertama definisi tentang anak, dalam Undang Undang Perlindungan Anak No 35 tahun 2014 perubahan Undang Undang No 23 tahun 2002 bahwa anak adalah seseorang yang berusia dari o – 18 kurang. Sementara menurut Konvensi PBB tentang Hak Anak berarti setiap manusia yang berumur dibawah 18 tahun.
Kedua, pengertian Partisipasi . Partisipasi adalah kesempatan untuk berbagi lewat mengungkapkan pandangan, mempengaruhi pengambilan keputusan dan menghasilkan perubahan. Jika digabungkan istilah Partisipasi anak berarti keterlibatan berdasarkan kehendak dan sepengetahuan seluruh anak dalam semua hal yang terkait dengan mereka secara langsung atau tidak langsung, termasuk anak yang paling terpinggirkan dan anak yang berbeda usia dan kemampuan.
Partisipasi anak merupakan suatu cara kerja dan prinsip yang penting yang terkait semua program dan berlaku di semua arena – dari rumah ke pemerintah, dari tingkat lokal ke internasional.
Kita tahu bahwa negara harus menjamin bagi anak yang mampu membentuk pendapatnya sendiri, hak untuk mengutarakan pendapat-pendapat tersebut dengan bebas dalam semua masalah yang mempengaruhi anak itu, sehingga jika orang dewasa sadar terhadap posisinya, maka keberlangsungan untuk saling menghormati, menghargai pendapat anak semestinya dipertimbangkan.
Jangan salahkan anak jika didalam lingkungan pendidikan anak memiliki peran lebih. Seperti didalam kelompok-kelompok anak, yang sudah mengembangkan pendidikan sebagai sarana berbagi bahwa semua orang itu guru, alam raya itu sekolahku.
Mendidik anak-anak menjadi cerdas kreatif dan tanpa meningalkan kultur lokal bahwa, Guru ada disekolah dan bertemu murid, didalam sekolah guru berbagi pengalaman-pengalamanya, sehingga murid dapat mudah memahami pengalaman guru.
Pentingnya ruang berbagi dalam hal ini adalah. Siapapun yang berperan baik didalam ruang maupun luar ruang adalah guru.
Jadi, guru bukan saja didalam kelas, namun dimanapun juga kita dapat menemukan guru, entah dari seorang profesor, seorang doktor, seorang ahli, maupun dari seorang anak yang memiliki pengalaman lebih dari seorang guru, atau dari seorang anak jalanan yang mereka bisa hidup dengan keras mengidupi dirinya maupun keluarganya, ataupun dari seorang penyandang disabilitas yang diluar kesadaran orang biasa ternyata memiliki pengalaman dan pengetahuan dari orang yang biasa-biasa saja.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan, dalam hal ini bahwa anak harus diberi kesempatan untuk didengar pendapatnya dalam hal apapun. Sehingga anak bukan saja sebagai murid namun teman berbagi dalam hal pengetahuan
MEMBANGUN KEPERCAYAAN
Anak berpartisipasi dalam proses dan menanggapi permasalahan yang mempunyai dampak terhadap mereka – baik secara langsung atau tidak langsung – dan memiliki pilihan apakah mereka ingin ikut berpartisipasi atau tidak.
"Partisipasi anak harus dibangun berdasarkan pengetahuan individu anak – informasi dan pengertian yang mereka miliki tentang pengetahuan kehidupan dan komunitas mereka sendiri serta permasalahan yang berdampak pada mereka. Dengan menghargai komitmen mereka yang lain, anak-anak ikut berpartisipasi dengan persyaratan mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang mereka tentukan.
Dalam hal membangun kepercayaan, biasanya anak bersifat sukarela Anak terlibat dengan cara, tingkat dan batas kemampuan yang sesuai dengan kecakapan dan minat mereka.
Dukungan dari orang dewasa yang penting dalam kehidupan anak (orang tua/wali, guru dll) diperoleh untuk memastikan dorongan yang lebih luas dan bantuan untuk partisipasi anak perempuan dan laki-laki.
MENCIPTAKAN PARTISIPASI YANG RAMAH ANAK
Anak dibesarkan dari lingkungan dimana dia tinggal, baik ataupun buruk tergantung orang dewasa memberikan perhatian. Ketika berada disekolah anak menjadi tanggung jawab orang dewasa yang ada disekolah.
Menciptakan partisipasi yang ramah anak berarti orang dewasa wajib menyediakan lingkungan yang aman bagi anak. Ketika sudah tersedia berarti orang dewasa memberikan hak anak dalam partisipasi seperti : belajar dengan nyaman tanpa tekanan, guru berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan bahasa yang dimengerti oleh anak, lingkungan pendidikan diciptakan dengan suasana ceria dan gembira, sehingga anak dapat merespon pengalaman-pengalaman yang ada disekolah.
Yang dibangun untuk memupuk kepercayaan diri dan keyakinan diri anak laki-laki dan perempuan dengan usia dan kemampuan berbeda sehingga mereka merasa mampu memberikan kontribusi dan mempunyai pengalaman dan pandangan yang kokoh untuk berkontribusi. Metode keterlibatan dikembangkan atas kerja sama dengan anak-anak sehingga metode ini mencerminkan cara pengungkapan yang lebih mereka sukai.
Orang dewasa (termasuk orang tua /wali anak) dibuat sadar untuk memahami nilai peran serta anak dan mereka (orang tua/wali) dimampukan agar dapat memainkan peran yang positif dalam mendukung partisipasi anak (misalnya melalui peningkatan kesadaran, refleksi dan pengembangan kapasitas).
Tempat-tempat yang digunakan untuk pertemuan merupakan tempat yang ramah anak di mana anak laki-laki maupun perempuan merasa santai, nyaman dan mempunyai akses terhadap fasilitas yang mereka butuhkan. Tempat-tempat pertemuan ini haruslah dapat diakses oleh anak yang berkebutuhan khusus.
Bahwa, dukungan diberikan jika dibutuhkan untuk berbagi informasi dan/untuk mengembangkan keterampilan dan kapasitas agar anak mampu berpartisipasi dengan efektif, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
Anak-anak ditanyai mengenai informasi apa yang mereka perlukan, kemudian informasi dapat diakses dibagi kepada anak-anak secara tepat waktu, dalam format yang ramah anak dan dalam bahasa-bahasa yang dipahami anak termasuk anak yang mengalami gangguan penglihatan atau pendengaran.
Dalam situasi di mana anak-anak bertemu dengan anak lain yang berbahasa ibu yang berbeda, akses terhadap informasi tertulis dan penerjemahan professional disediakan sehingga anak dapat berpartisipasi penuh dalam diskusi.
Maka dari itu partisipasi anak dalam pendidikan sangatlah penting, bahwa berjalananya proses belajar mengajar dnegan kurikulum apapun, jika siswa atau murid tidak dapat menerima berarti tidak ada keberlangsungan dalam proses belajar mengajar.
Namun, jika murid dapat menerima dengan kesadaran, tanpa ada paksaan dari orang dewasa atau guru, berarti hak anak yang diberikan sudah dapat melekat pada diri anak tersebut.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan salah satunya berfungsi sebagai transformasi “dunia”, istilah lain bahwa guru atau orang dewasa memberikan hak kepada anak atau siswa dalam keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan sehingga muncul hubungan dekat anrata anak dengan orang dewasa.
Jadi, partisipasi anak mengandung tantangan tentang bagaimana melibatkan anak dalam formasi atau trans-formasi “dunia”. “dunia” berarti konteks dimana anak berada.
Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) sangatlah jelas, disebutkan dalam pasal 12 ayat 1-2, bahwa: Negara-negara pihak harus menjamin bagi anak yang mampu membentuk pendapatnya sendiri, hak untuk mengutarakan pendapat-pendapat tersebut dengan bebas dalam semua masalah yang mempengaruhi anak itu, pendapat-pendapat anak itu diberi bobot yang semestinya sesuai dengan umur dan kematangannya, Untuk tujuan ini, maka anak terutama harus diberi kesempata.
Pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan tidak lain seperti dalam elemen partisipasi yang dijelaskan bahwa elemen partisipasi mencangkup: Anak yang telah mampu mempunyai pendapat sendiri, Berkaitan dgn “pendidikan”, untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas :Ini sendiri merupakan hak kebebasan sipil (ps 13), Memerlukan realisasi hak/kebebasan sipil lainnya: kebebasan berpikir & berkeyakinan (ps.14), kebebasan berserikat (ps.15), akses atas informasi (ps.17), dalam segala hal yang menyangkut dirinya : Memberi konteks partisipasi.
"Berkaitan dengan partisipasi anak dalam pendidikan, partisipasi sangatlah dibutuhkan.
Jika didalam kelas murid hanya menerima apa yang diungkapkan atau diberikan oleh guru saja maka pengalaman yang didapat pun akan sama, namun jika murid atau anak didalam kelas maupun diluar kelas mampu mengeluarkan pendapatnya, hasilnya anak mendapatkan pengalaman baru yang tidak didapat sebelumnya.
Karena pengalaman itu ada, namun banyak yang belum memulai karena ketakutan atau rasa ketidak percayaan. Sehingga dalam kesempatan ini peran orang dewasa atau guru sangatlah perperan untuk menguatkan anak-anaknya atau siswanya, sehingga anak mendapatkan pengalaman baru untuk berani berbicara, berani berpendapat, berani mengungkapkan hal baik, dan lain sebagainya.
"Model yang dapat dilakukan, bukan saja bertemu tatap muka, namun untuk merangsang anak berpartisipasi salah satu tema yang perlu dilakukan adalah mengajak anak mengungkapkan pengalaman pribadinya baik ketika berada di dalam sekolah, ketika bersama keluarga, atau ketika bersama teman sebayanya. Model partisipasinya bisa menggunakan model berbagi peran seperti dalam teater atau drama, menggambar, membuat komik curhat atau lainya.
Sehingga pentingnya partisipasi anak dalam pendidikan tidak lain agar pendidikan bukan saja milik orang dewasa namun semua anak dapat menerima pendidikan dengan senang dan ceria.
Komentar
Posting Komentar